Pemerintah Singapura Bubarkan Parlemen Sebagai Awal Pemilu 2025
Pemerintah Singapura secara resmi membubarkan parlemen pada Selasa, 15 April 2025, sebagai langkah awal link alternatif trisula88 menuju pemilihan umum nasional yang dijadwalkan berlangsung pada 3 Mei 2025. Pembubaran parlemen ini dilakukan atas perintah Presiden Tharman Shanmugaratnam berdasarkan saran dari Perdana Menteri Lawrence Wong, menandai dimulainya proses pemilu yang menjadi ujian penting bagi pemerintahan baru setelah puluhan tahun dominasi politik oleh keluarga Lee127.
Pemilu 2025 ini menjadi momentum pertama bagi Lawrence Wong sebagai Perdana Menteri, yang menggantikan Lee Hsien Loong pada Mei 2024. Wong sebelumnya menjabat sebagai Menteri Keuangan dan kini juga memimpin Partai Aksi Rakyat (PAP), partai yang telah berkuasa sejak kemerdekaan Singapura pada 1959. Era baru ini mengakhiri dominasi panjang keluarga Lee dalam politik Singapura yang berlangsung selama beberapa dekade137.
Dalam pemilu kali ini, sebanyak 97 kursi parlemen diperebutkan, meningkat empat kursi dari jumlah sebelumnya. Mayoritas kursi tersebut diperebutkan melalui sistem pemilihan blok (group representation constituencies), yang selama ini dianggap menguntungkan PAP. Namun, pada pemilu sebelumnya tahun 2020, Partai Buruh sebagai oposisi utama berhasil memenangkan 10 kursi, sebuah pencapaian yang mengejutkan publik dan menunjukkan adanya perubahan dinamika politik di Singapura. Partai Buruh dan beberapa partai oposisi kecil lainnya diharapkan dapat membangun momentum dan memperkuat posisi mereka dalam pemilu mendatang127.
Hari pencalonan kandidat telah ditetapkan pada 23 April 2025, sementara pemungutan suara akan dilaksanakan pada 3 Mei 2025. Selama masa transisi, para menteri dalam pemerintahan tetap menjabat hingga parlemen baru terbentuk. Parlemen ke-14 yang dibubarkan ini merupakan yang terlama kedua dalam sejarah Singapura dan berakhir dengan enam kursi kosong, sebagian besar dikuasai oleh PAP27.
Pemilu tahun ini digelar di tengah tantangan ekonomi global yang cukup berat. Singapura, sebagai negara kecil dengan ekonomi terbuka yang sangat bergantung pada perdagangan internasional, menghadapi risiko perlambatan ekonomi akibat perang dagang dan tarif yang diberlakukan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Tarif dasar 10 persen yang dikenakan AS terhadap Singapura dan tarif yang lebih tinggi terhadap negara lain berpotensi mengganggu pertumbuhan ekonomi Singapura yang diperkirakan hanya akan tumbuh antara 0 hingga 2 persen pada 2025, turun dari perkiraan sebelumnya 1 hingga 3 persen139.
Isu-isu utama yang menjadi perhatian pemilih dalam pemilu ini meliputi biaya hidup yang meningkat dan keamanan kerja, yang menjadi sorotan utama dalam survei-survei terbaru. Kondisi ini menjadi tantangan bagi pemerintah baru yang dipimpin Lawrence Wong untuk menunjukkan kapasitasnya dalam mengelola ekonomi dan kesejahteraan rakyat di tengah ketidakpastian global29.
Secara politik, pemilu ini menjadi ujian pertama bagi Lawrence Wong yang harus membuktikan kepemimpinannya di hadapan publik. Dengan perubahan signifikan dalam lanskap politik Singapura, termasuk meningkatnya kekuatan oposisi, hasil pemilu ini akan menentukan arah politik dan kebijakan negara selama beberapa tahun ke depan. Pemerintah dan partai-partai politik bersiap menghadapi kompetisi sengit dalam memperebutkan kursi parlemen yang strategis bagi masa depan Singapura17.
Kesimpulannya, pembubaran parlemen Singapura pada April 2025 menandai awal dari proses pemilu nasional yang sangat penting. Pemilu yang akan digelar pada 3 Mei ini bukan hanya soal perebutan kursi parlemen, tetapi juga menjadi penentu arah kepemimpinan baru di Singapura yang menghadapi tantangan ekonomi global dan dinamika politik domestik yang berubah. Lawrence Wong sebagai PM baru akan diuji kemampuannya dalam memimpin negara yang selama ini didominasi oleh satu keluarga besar, dengan harapan mampu membawa Singapura ke era baru yang lebih stabil dan sejahtera.